Thursday, July 28, 2011

What is good and what is bad?

Ketika nonton Discovery Channel, ada tayangan ketika singa sedang berburu. Ya jelas ceritanya hewan buruannya habis digigitin.
Lalu ada anak kecil nyeletuk, intinya adalah "Iih singanya koq jahat banget, rusa lucu koq dimakan". Dan seterusnya terus menerus menyalahkan sang singa, sampe2 gw pingin gaplok tuh anak kecil.

Sebagai manusia, kita cenderung punya standar moral. Dan apa yang berdeviasi dari standar ini, ok-lah bisa dibilang cenderung kita hujat. Walaupun sesungguhnya kita tidak mengerti apa, mengapa yang menjadi latar belakang hal tersebut.

Dulu gw pernah piara hamster. Ketika hamster melahirkan, biasalah pemilik pemula, ya pingin sayang2 bayi hamster. Dan juga pingin maen sama emaknya secara biasanya juga dimaenin.
Dan apa mau dikata, tidak tahu, ternyata anak2-nya pada dimakanin sama emaknya.
Langsung kaget, dan juga marah terhadap si emak. Sampe2 gw sentil, tapi tetep aja anak2-nya terus dimakanin sampe habis ga ada sisa.

Sedih, marah... binatang mana yang sekejam itu makan anak sendiri? Kata pepatah.. macan pun tidak begitu.

Belajar dari hal tsb, kehamilan kedua sengaja sang emak ditaroh di pojok. Tidak diganggu gugat, serbuk kaga diganti2, dan makanan pun hanya dilempar. Dan akhirnya anak2 yang lucu mulai dari masih merah2, hingga tumbuh bulu, hingga bisa lari2. Toh sukses juga.

Hamster yang kejam atau gw yang tidak mengerti proses pikir mereka.

Manusia cenderung punya ikatan terhadap sesuatu yang bersifat seperti manusia.

Kita senang dengan anjing yang kenal dengan tuannya, bisa dipanggil, bisa berkomunikasi, dilatih, dsb. Karena kita mengerti dan karena mereka bertingkah sebagaimana manusia.

Dan kita berharap mereka juga bertingkah seperti manusia. Makan pada tempatnya, poop pada tempatnya, pipis pada tempatnya.
Jadi kalau ada tingkah diluar norma2 yang biasa kita kenal, mulailah kita mencap sebagai nakal, liar, dsb.

Sama ga sih sama penilaian terhadap sesama manusia?

Kalau sama, apa sih batasan terhadap sesuatu yang baik dan buruk?

Misal.. kenapa anjing bisa poop sembarangan kenapa manusia tidak boleh poop sembarangan?
Toh kalau mau diteliti komposisi poop manusia dan anjing itu mirip2.

Karena manusia punya akal yang berbeda dari anjing? Permisi kalau boleh kata.. usus besar ya usus besar, poop ya poop. Bukan kata punya akal terus poop berubah jadi emas.
Katakan sejuta tahun yang lalu ketika jumlah manusia belum mencapai milyaran orang, paling cuma sekelompok dalam radius ratusan km. Boleh ngga poop sembarangan?
Justru kalau poop di tempat tertentu dengan densitas penduduk seperti itu malah menjadi berlebihan.
Poop sembarangan was the answer.

Lucu ketika kecil gw percaya bahwa good and bad seperti hitam dan putih. Menjelang uzur seperti saat ini, koq rasanya malah jadi abu2.

Saturday, July 16, 2011

First Day Cancellation, Again

Ah ketemu contohnya untuk UK.

Gw pernah beli ini di pasar loak




Awalnya mengira ini quite limited edition secara ada nomor serinya. Tapi lagi2 tidak teliti.. sampe rumah jder astaga Gusti Ra*da....! OMG koq capnya dua2-nya beda? Padahal nomor seri amplop sama dan tanggal juga sama.

Apakah ini palsu? Tapi masa sih barang UK palsu? Tau dari mana itu UK? Ya tau lah, setiap perangko UK selalu ada logo "ratu"-nya.

Jadi akhirnya gw beli another one from ebay. Dengan cap yang sesuai dengan yang terlihat di brosur Royal Mail. Cap-nya bentuk balon pikiran.

Gw ga tau kalau di UK cap bisa beda2, sampe end of taon lalu ketika Christmas 2010 (Christmas with Wallace and Gromit).

Dan kalau diliat2 sebenernya ada joke di cap yang pertama. Karena "Barking" maka capnya gambar anjing, dan satu lagi "Purley" dengan gambar kucing. Dua2-nya region di UK.

Kenapa takut palsu? Aduh ini trauma masa kecil.

Dulu pas kecil hemat2 uang jajan untuk beli perangko. Bosan dengan perangko Indonesia yang gambar Pak Harto dan Repelita melulu, akhirnya ke toko buku dan beli perangko2 yang dijajar tiga empat biji di karton putih dibungkus plastik itu.

Gambarnya bagus2, capnya pun jelas banget, tidak seperti cap2 pada amplop biasa. Ya dipikir kan keren dan bagus.
Ada dinosaurus, ada burung, dll...negaranya pun aneh bin ajaib: Nicaragua, Guinea Bissau, Pyongyang (yup tololnya waktu kecil mengira ada negara yang namanya Pyongyang).

Sampai EsEmPe ketika bergabung dengan klub Filateli di kantor Pos Tangerang barulah ketahuan. Oooh malunya, ternyata semua itu penuh kepalsuan!
Awalnya juga penuh denial, sampai ditunjukkan circular UPU (Universal Postal Union) barulah percaya.

Bisa baca circular bahasa Inggris? Weits jangan salah, ketika SMP my England was not that bad!

Yah mau dikata apa, mau loncat pun ga bisa mati (kantor posnya cuma 2 lantai), akhirnya dibuanglah itu album. Tak sudi melihatnya lagi.

Dan ketika mulai dari nyaris 0, trauma itupun masih ada. Tak sudi lagi mengkoleksi perangko satuan. Malas!
Maunya sampul hari pertama, carik kenangan (souvenir sheet), maximum card, dan kalau ada presentation pack.
Dan saat itulah gw membiasakan diri, kalau beli perangko beli yang full sheet!

Di rumah pun nyokap cuit2. "Ini koq koleksi perangko isinya amplop semua?!?!"

Ya apa mau dikata. Nyokap dan gw pun datangnya sama2 dari daerah.

Gw cerita ke temen gw di sini, dulu mana tau yang namanya sampul hari pertama, dll. Ga semua cabang kantor pos jual sampul hari pertama. Gw cuma tau dua yang bener2 jual di hari H: Kantor Pos Filateli Jakarta (di deket St. Ursula) atau satu lagi di Bandung deket gedung Sate.
Dan awalnya gw ga percaya kalau di Singapur, SEMUA kantor pos jual sampul hari pertama pas hari penerbitan.
Dan definisi "jual" di sini bukan cuma jual barang, tapi juga bisa melakukan cancellation di hari pertama (capnya tersedia di situ).

"Mungin karena negara lu besar?" temen gw nanya. Oh jelas! My country is big berjajar pulau2... Dalam hati: "mungkin gara2 itu ga maju2...*sigh".

Tapi sekarang point of view pun berubah. Tau ada hal ini minat gw pun berpindah. Gw tidak lagi mencari nomor "1" untuk FDC Singapur, bagi gw yang nomor bukan "1" justru lebih unik.
It's really2 an experience.

Number on First Day Cancellation, Singapore

At last I know the meaning! Why Singapore has number on their first day cancellation stamp. It is not the day from the first day of issue as I initially suspected. It is the branch number.

Wait, but I had bought from all different places across the island, why they all came with number "1"?
Because what I had bought was the covers supplied from Singpost Center which is being numbered as 1.

Yesterday I bought this cover at Clementi West post office. As usual the uncle already had some ready-to-sell first day covers, which I bought and again I asked the uncle to put the metal stamp on the cover.
The uncle remarked: "Why you want the metal stamp, it is ugly you know? I have the first day cancellation stamp as well."
My friend, first to realize, asked the uncle, could it possibly the number is the branch's number? And the answer was yes.

So all these ready to sell covers were initially prepared and stamped at Singpost Center. That is the reason why it all contains "1".

Later after work, we went to IMM post office to do the second experiment. We purhased a blank cover, and using the stamp we purchased in the morning, we did a "local" cancellation.

It can be seen that the stamp layout is quite different with the morning cover since I did pasted it myself. And the cancellation stamp came with number "25" (IMM branch number). The IMM metal stamp is not quite clear since it was the first time I stamped using the metal stamp.

And not to forget that I do have my own custom self-made "fun" cover. It is so personalised that I keep the Singapore post logo from the stamp (all the stamps came from same location in the stamp sheet).

It is only one in the world. Guaranteed!

So it means that the "Old Maps of Singapore" cover that I've purchased indeed a first day cover! And I purchased it at SGD3.5 compared to around SGD10 at ebay.

And the difference in the first day cancellation is quite similar with UK. However in UK it is completely different cancellation stamp design instead of using number.

Wednesday, July 13, 2011

Non-denominated stamp

Apa yah bahasa Indonesianya? Perangko tidak berdenominasi? Hyuk...direct translation.
Intinya bagi gw adalah perangko yang tidak punya cover/face value.
Di Indonesia tidak ada, so daripada kampung yuk belajar.... karena saya pun dulu kampungan soal ini.

Di post sebelumnya ada sampul hari pertama US. Yang perangkonya bernilai "Forever". Lha artinya apa? Forever love?

Pertama2 pikirnya juga begitu (tapi ah ga sekampung itu lah). Lebih tepatnya perangko ini bisa digunakan untuk 1st class local mail. Mau dipakenya sekarang, mau dipakenya seribu tahun kemudian, sama2 laku untuk 1st class local mail (up to 20g kalo nda salah).

Tujuannya apa? Ya untuk menanggulangi nilai inflasi dari perangko.
Bagi kita2 yang dulu rajin berkirim surat di Indonesia pastilah ingat, dulu surat kilat (dijamin nyampe tak tahu kapan) itu mulai dari Rp. 500, terus 700, terus 1000, terus 1500, terus tak tahu lagi.

Kebanyang dong, kalau dulu beli prangko Pak Harto 500. Dulu bisa dipakai berkirim surat sekali, sekarang harus tempel tiga misalnya.

Nah perangko non-denominasi ini tujuannya adalah begitu.

Apakah bisa dipakai untuk investasi? Misalnya beli sekarang terus dijual kemudian?
Menurut peraturan Pos US (di US loh ya, negara lain tak tahu), jawabannya tidak. Karena US government menjamin bahwa ongkos pos selalu dibawah tingkat inflasi. Jadi kalau perangko ini dijual dikemudian hari seharga 1st local mail saat itu, nilai uang yang diperoleh selalu lebih sedikit, bahkan rugi karena sudah tergerus inflasi.

Tentu ini nilai ekstrinsik yah, umumnya nilai intrinsik seperti kolektibilitas boleh jadi beda.

Untuk Inggris (Great Britain) sepertinya tetap dilabel 1st.

Singapura pun tak mau kalah. Awalnya dimulai dengan "For Local Addresses Only"


Ada 1st local (alamat gw di-hide yah.. ntar pada mampir ke rumah gw lagi)
Dan ada pula 2nd local (up to 40g local)

Harap diperhatikan di bagian bawah adalah high-valued stamp. Di Singapur selalu ada cerita begini. Entah di dunia nyata dipake buat ngirim apa (SGD10 booo). Bikin kantong bolong saja.

Sunday, July 10, 2011

Jam!

This lingonberry jam from Ikea tastes good! Jarang2 ke Ikea, tapi kalau ke Ikea janganlah lupa beli ini.

Pertama kali ke SGP untuk jangka waktu "permanen", dan membaca guide entah apa yang menyatakan salah satu hal yang harus dicoba di SGP adalah Swedish Meatball-nya Ikea.

Pergi Ikea sama sepupu gw, dan shock melihat harga meatball-nya (SGD 6-an untuk 10 bola, waktu itu otak masih sibuk konversi sana sini lha). Akhirnya ga makan.

Waktu berlalu setahun dua tahun... ke Ikea sih ke Ikea, tapi entah karena rame atau kelupaan sampai belakangan ini belum nyoba tuh Swedish Meatball.

Pas ketemu sepupu gw di suatu ketika, dia nunjukin Swedish Meatball yang bentuknya frozen pack, krimnya dan this lingonberry jam! Tapi karena jam-nya masih ketutup, ya ogah nyoba.
Awalnya gw sempet nanya, makan bakso pakai jam? Ternyata o yeah...

Dan kemarin satu hari weekday bersama rekan2 dari Malaysia pergi ke Ikea. Akhirnya memberanikan diri nyoba itu meatball.
Ok the meatball contains BEEF and PORK. So no..no..no.. buat yang peduli kehalal-an.
Dan sebenarnya itu pun melawan hati nurani gw (duileee).

Seriously pasca insiden video sapi Australia, I've cut eating beef a lot! Totally zero consumption dari sejak video itu sampai meatball ini, even for McD. Dan pork... hmm gw juga ga begitu sukses di bidang konsumsi hal ini.

Tapi nevertheless, ya gw nyoba juga lah, secara penasaran.
The meatball.. ok lah... tapi begitu gw nyoba selai ini (yang datang dengan bakso), ooow.... nice.
Langsung deh beli 1 botol buat di rumah.

Awalnya gw bukan orang selai. Tapi karena terpengaruh serial "Yakitate Japan!" yang menunjukkan betapa mengagumkannya dunia selai, akhirnya gw memutuskan untuk mencoba selai.

Dan gw jatuh cinta! Kalau dulu makan roti harus dengan margarin + gula + meises, sekarang gw cukup dengan selai.
Pertama gw suka dengan makanan yang berwarna warni.
Kedua gw suka dengan rasa segar buah yang meledak di mulut.

So kapanpun, roti wholemeal/multigrain + selai...slurp...

Wednesday, July 06, 2011

Kumpul Perangko

I fished this cover out from ebay recently. Kondisinya masih terbilang bagus buat cover tahun 92-an.

Awalnya sih berpikir oh cuma buat lucu2-an saja. Manalagi juga ga tau Guernsey itu di daerah mana di dunia ini.

Tapi begitu baca cerita di baliknya, ternyata beneran lucu:
Jadi mereka nemu kapal beneran dari jaman romawi yang karam. Operasi eksvakasi nya diberi kode "Asterix". Dan ada anak kecil yang nanya: apakah ini kapalnya Asterix. Dan jadilah perangko ini.
Dan sebenernya 4 gambar pertama perangkonya cukup menggambarkan. Cuma perangko terakhirnya yang cukup kocak (Asterix naik di atas perut Obelix).

Dan gw belajar untuk tau kalau ada tempat yang namanya Guernsey, dan ada cerita seperti ini.

Seperti alasan pertama kali gw mulai mengumpulkan perangko. Untuk tahu betapa besarnya dunia ini, dan dipenuhi dengan bermacam2 tumbuhan, binatang, orang, tempat, cerita, dll. It is just amazing.

Dan sebelum era canggih, masih sempet juga ikutan program sahabat pena (duh dulu namanya apa ya itu). Dan gw dapet 2 sahabat pena satu dari Portugal dan satu dari Spanyol (milih negara ini gara2 main Uncharted Waters). And it helped my English alot! Dan gw juga tau di Eropa bo...orang bisa pindah2 negara pas weekend dengan naek kereta (yoi waktu itu gw norak sekali)!

Apakah hobi ini masih relevan sekarang?

Entahlah, tapi kalau ada temen2 yang jalan2 entah ke Hongkong keq, ke States keq, ke Australia keq.. gw selalu minta di-oleh2-kan perangko. Gampang... ngga kaya makanan yang repot bawanya plus kadang ga cocok selera.

Dan semenjak gw di Singapur, sejujurnya gw mulai meninggalkan Pos Indonesia. Bukannya ngga nasionalis, tapi rasanya dari jaman baheula sampai sekarang teknologi printing dan desain perangkonya begitu2 saja.

Dan Pos Indonesia juga ga serius ngurusin Filateli. Entah apa yang serius diurusin. Pas pulang entah kapan gw sempat naik pitam gara2 ga boleh kirim Pos Tercatat (Registered Article) pake perangko: "Ga bisa Mas, sekarang pake barcode dan resi"! WTF!
Entah petugas posnya mau gampang sendiri atau Indonesia sudah begitu majunya bahkan melebihi Amrik yang RA-nya masih boleh pakai perangko.

Kan sebenernya sama saja. Tanya ongkos kirim, tempel perangko, dan Mas2-nya tinggal cancel tuh perangko, input data, dan gw dapet resi.
Heran2....

Tapi ya sudahlah... memang begitulah negara gw.. kadang terlalu maju sehingga ke laut.

Ada juga kekhawatiran mengenai investasi. Apakah perangko masih ada harganya di masa depan? Berhubung sekarang orang makin jarang berkirim surat?

Hmm menurut gw sih ada pergeseran nilai dari perangko.
Dan gw mengumpulkan perangko adalah bukan untuk investasi.
Perangko sekarang lebih ke benda cetak terbatas (limited edition) yang menceritakan identitas suatu bangsa. Dengan bonus bisa dipakai untuk berkirim surat.
Jadi nilai utamanya adalah pengetahuan? Bagi gw sih iya. Or at least a fragment of it.
Bagaimana gw bisa melihat bentuk Anggrek Hitam atau Cikukua Lantang jika bukan dari perangko Cinta Puspa dan Satwa Indonesia?
Dan yang terutama adalah untuk generasi muda selanjutnya. Hal yang kita alami sekarang akan menjadi sejarah untuk mereka.

Nilai uang ya kalau mau dikejar ya bolehlah. Umumnya kalau gw beli first-hand (langsung di kantor pos), gw selalu beli lebih dari satu set.

Gw pernah ketemu ada orang yang menjual Souvenir Sheet seharga 100+rb (nilai perangko 2500). Dan gw punya tuh Souvenir Sheet tiga biji.
Umur koleksi 10 tahun-an lah.

Entah berharga atau kaga... gw juga ngga bisa jawab. But to the right person, it is very valuable.

Sunday, July 03, 2011

Brad Paisley - Letter To Me

Another song that I like a lot!

Sama seperti lagunya.. pingin rasanya memberitahu diri yang dulu untuk tidak usah khawatir dan kecewa dengan diri sendiri.

Sigh... masa remaja benar2 masa yang berat.

There was a time I really really want to see goodlooking guy in the mirror. Tapi yang kelihatan adalah anak gendut, kacamata botol, tampang geek.
Beli baju harus XL, celana no. 36.
Pas prom pake jas udah seperti pinguin jalan.

Padahal gw pingin tampil menarik. And I blamed myself...alot...alot and alot

But perhaps I shouldn't worry too much.

Ketika koko gw married, gw pakai jas kembali, dan dengan begitu takutnya gw berdiri di depan kaca kembali. OMG I wasn't that bad looking!

I shouldn't worry because I have a lot of good friends! Well... gw juga punya musuh, but I doesn't care much.

Teman datang dan pergi. Dan gw juga membuat teman baru. Tapi teman lama adalah harta terpenting, dan untuk beberapa teman mereka adalah prioritas dalam daftar gw.

Sometimes you don't see your quality and capability. And sometimes other people do. And sometimes orang2 yang salah membuat lu meragukan diri lu sendiri.
Paman gw pernah nyeletuk: "Udah terlambat buat lu untuk latihan berenang lagi" ketika kuliah.
Dan nyokap gw pernah bilang: "Lu memang ga bakat olahraga"

Lucky I've never listened to them. And lucky I listened to people who said that I can do it. Sebodo bakat apa kaga, sebodo apa hasilnya, I only do what I want.

Dan gw ga pernah dan ga akan bisa jadi atlet. But at least gw sekarang bisa liat diri gw di kaca, dan gw melihat orang yang ga bego2 amat, lucu, but not that bad looking.
Dan gw bisa beli baju ukuran M, dan celana 31-32.
Kita sepedaan bareng dan Paman gw dorong sepeda. Dan ga pernah sekalipun gw turun dari sepeda, mau tanjakan kaya apapun juga.

If I could send a letter to me back at those years. It could save a lot of tears, all those years blaming on myself.

And perhaps myself in the future will send a letter back to me now.
To remind me to stop chasing endless dreams and try to settle down.

But i keep saying to myself now: belum saatnya gw berhenti bermimpi.
I will do what I want because this is my life.

Dan gw pingin menjadi orang yang selalu menyemangati orang lain, merayakan kesuksesan sekecil apapun itu, dan belajar dari kegagalan instead of menyesali.
I'm not that kind of person, but I'm trying to be.
And I'm surrounded by a lot of good friends that I can learn from.

Karena hidup cuma sekali, seperti kereta ekspres.
We got so much things ahead! Dan seperti lagunya.. It is not the best part yet!

Jadi Supporter

Hari ini gw belajar sesuatu yang baru: jadi supporter. All this time gw ikut2 event lari sendiri, berenang sendiri, sepeda sendiri, dan gw berhutang banyak luar biasa kepada para supporter.

Di satu sisi nyaman juga ga ada supporter, no peer pressure. Tapi di lain pihak ya rasanya sepi juga ya. Ga bisa foto2 pas finish =(.

Pas Sundown Marathon yang lalu, ada ibu2 sama anak2 remajanya bawa cooler box bagi2 minuman lemonade, dan pisang. Dan mereka jelas bukan panitia. Terharu rasanya.

So ketika temen gw bilang dia ikut Great Eastern Women 10K, gw bilang kalo gw bangun gw supporterin. Toh tempatnya deket ini sama rumah.

Ya so berangkat lah gw dari rumah. Ga ketemu sebelum start, jadi ya foto2 yang laen aja.

Sempet nyesel ga pake busana lari, ya toh sebenernya gw butuh latihan lari. Buat apa masih rahasia :).

Jarak tempuh 10K. Jadi bener2 ga bisa intercept di tengah jalan. Durasi lari paling 1 jam kurang lebih dikid bo.

Jadi ya nunggu deket finish line maju dikit. Tepatnya sesudah jembatan menuju Merlion. Dan sembari nunggu ya nepokin dan supporterin yang laen.
Was it worth it? Gw bilang yes. Asik juga. Ga sedikit yang membalas tepokan dengan senyum (makanya kalo lari itu senyum kiri kanan).

Lucu juga. Ada bapak bawa bayi dalam stroller sampai masuk ke jalan buat supporterin emaknya. Ada bapak ibu supporterin anak cewenya.

Overall I enjoyed the experience. Meeting and smiling to strangers.. hahaha....

Ngomong2 soal lari...gw masih ragu.. should I or should not register for Standard Chartered 42K? Di satu sisi gw pingin 42K again. Di lain pihak gw pingin juga lari bareng temen2 which means gw mesti drop ke 10K.

Next run is 21K....Hadoooh....