Wednesday, September 03, 2014

Sharing

Ok sekarang gw lagi jobless, alias pengangguran terbuka. Pengangguran dipicu oleh diri sendiri, benar kata kakak: kamu tidak cocok di IT.

Apa hasilnya kali ini? Jujur ya beginilah masih single dan tersenyum, jika tidak otomatis ya dibuat-buat.

Well...biasanya orang baru menyadari ketika dia kehilangan sesuatu. Untuk kasus orang super pesimis seperti gw aaah...gw selalu kehilangan sesuatu. Hape aja udah ilang berapa kali.

Ketika mencari kerja lagi apa rasanya? Seperti pelacur. Well practically I am just selling my ass (poor..don't have assets yet).

Jujur gw bergerak lebih lambat sekarang. Dan di masa-masa tenang ini saatnya foya-foya...hahaha....Dan ternyata di masa-masa tak berguna ini, banyak hal yang tiba-tiba menjadi baru.

Mungkin ada sebabnya orang bilang masalah gaji jangan disebutin. Karena dengan melihat teman-teman di sosmed, kalianlah sumber inspirasi, bahkan dari teman-teman yang kenalannya dipaksa melalui game.

Ada teman-teman yang berubah sampai2 gw tidak bisa mengenalin. Jujur kalian tahu gw selalu iri pada kalian. Yup gw sadar betul waktu gw sibuk,  gw terlalu sibuk...benar-benar maaf for that.

Ada teman-teman yang menghubungi gw secara pribadi. Kau tidak pernah tahu betapa gembiranya, karena secara tidak langsung kau memberitahukan bahwa gw masih berarti.

Dan terlepas dari masalah teman, ketika mata ini melihat kondisi tanah air.

Hal yang paling mengejutkan adalah guru yang ditangkap polisi. Dan anak-anak ikut-ikutan menjadi korban.

Apa hubungannya dengan gw? Katakan saja gw merasa bertanggung jawab.
Gw sadar betul gw bukan dua-duanya. Tidak cukup pintar untuk menjadi guru dan tidak cukup bijak untuk menjadi orangtua.

Yang bisa gw lakukan hanyalah sharing. Semoga ada guru dan orangtua yang bisa menangkap dan menerjemahkan menjadi makna yang benar. Tentu bisa jadi ada setan yang datang dan kemudian memelesetkan maknanya. No problem, setidaknya gw berusaha sebaik-baiknya.

Kalau boleh saran, jaman sekarang kalau tersebar hal-hal yang kurang baik di sosmed,  ambillah hikmahnya, jangan hukum terlalu berat pelakunya. Mungkin kalau bisa sekedar surat peringatan saja. Tersinggung? Hai teman, ada istilah yang namanya "lelucon".
Yang melakukannya anak-anak kita juga. Dan jangan salah, di sebuah dunia, lelucon digunakan untuk mengkritisi kekuasaan yang absolut.

Dan sadarilah seorang guru yang baik itu menutupi aib dan menceritakan kebaikan.  Itulah nilai rapot. Di rapot tidak pernah dituliskan kalau seorang anak pernah dimarahi atau mencontek. Secara tidak langsung si anak diajarkan untuk memaafkan.

Tapi jika benar-benar terjadi dan kau betul-betul membutuhkan bantuan, jangan khawatir untuk datang ke gw, yang bisa gw janjikan adalah gw ga bakal sombong dan akan berusaha sebaik mungkin untuk membantu. Karena gw tahu sebuah dunia dimana seseorang diusir,  karena lagi-lagi mengkritisi kekuasaan absolut. Tambah parah lagi, kadang-kadang informasi yang tersebar adalah hasil curian.

Bagi gw sih informasi pribadi itu domain kamar tidur. Dan gw kalau ke rumah orang, yang dilihat adalah kamar mandi. Kamar tidur hanya untuk orang yang diundang. Kalaupun terlihat, gw janji tidak akan menggunakan informasi tersebut untuk menyerang.  Tidak baik menggunakan kamar tidur sebagai senjata, karena tidur adalah kedamaian.

Jangan salah...ketika informasi tersebar yang kau lihat mungkin adalah hal itu. Tapi dibalik itu ada ibu yang tidak bisa tidur, atau membuat rekaman tandingan untuk memohon nyawa anaknya hanya untuk dipertontonkan rekaman lain.
Bagi orang IT ini hanya tukar menukar informasi.
Sampai kau melihat orangtua yang berlutut di jalan....

Gw ga terlalu sentimentil sih, gw akan bekerja lagi. Tapi kali ini tujuannya pasti akan lebih jelas.