Thursday, August 04, 2011

Teori Evolusi

Ini satu sebab mengapa orang beragama lebih baik ke laut. Dan yang dimaksud di sini adalah orang beragama nan norak karena ada juga orang beragama yang keren.

"Jadi lu percaya teori evolusi? Nenek moyang lu monyet dah... nenek moyang gw mah orang!"
Astaga naga gaban... orang ini dulu sekolah di mana yah? Pasti sekolahan-nya jelek, murahan, dan norak. Sori ya, ga kelas gaul sama yang begituan.

Perlu diakui di negara gw yang lagi2 perlu ke laut (karena negara kepulauan bo...), banyak orang yang mempertentangkan teori ini dengan agama. Bahkan ada yang terang2-an menolak belajar atau mengajarkan dengan dalih agama.

Padahal apakah cerita teori evolusi adalah tentang manusia dari monyet melulu? Itulah akibat mendengarkan kata pemuka2 agama yang mungkin malas belajar (makanya sekarang jadi pemuka agama instead of ilmuwan).

Satu kesalahan yang fatal adalah kata "percaya" teori evolusi. Nope, teori bukanlah tentang kepercayaan, tapi mengenai kesimpulan dari proses penarikan hipotesis dan eksperimen yang berulang2. Hasil eksperimen apa, ya hasil kesimpulannya apa, dan kemudian teori ya apa.

Jadi bisa salah? Tentu saja. Bisa revisi? Sudah pasti tentu. Dan lagi sebuah teori punya lingkup tertentu dan bisa saja tidak berlaku universal.

Bolehlah kita ambil contoh teori gerak Newton. Beragama atau tidak, 99% orang di permukaan Bumi percaya teori ini. Kalau tidak silahkan loncat dari puncak Burj Khalifa di Dubai, kita rame2 hitung kapan nubruk tanah.
Kenapa? Karena teori ini bisa memprediksi 99% gerak di permukaan Bumi. Bahkan orang bisa ke bulan hanya dengan kalkulasi Newton.

Tapi mengenai gerak yang mendekati kecepatan cahaya? Hmm wait a minute. It doesn't work! Perlu revisi! Maka datanglah relativitas Einstein.
Eksperimen2... ternyata oooh betul juga Einstein walaupun kedengarannya mustahil pada awalnya (mengenai dilatasi waktu).

Maka kemudian pemahaman kita mengenai dunia menjadi selangkah lebih luas. Oh ternyata begitu.
Beda cerita dengan kitab suci, yang kalau direvisi rame2 dirajam.

Kembali ke teori evolusi. Apa sih cerita dari teori ini? Oh ada mutasi, ada seleksi alam, dan ada evolusi.

Benar atau tidak tentu harus dibuktikan dan dalam hal ini dilakukan observasi.

Orang norak berkata: "Coba sekarang ada ga spesies baru, misalnya kucing berubah jadi apa gitu.."
Sudah tentu kucing sulit berubah, karena kucing merupakan organisme kompleks. Walaupun ada loh. Dan ditambah lagi mutasi pada organisme kompleks umumnya berakibat fatal.

Tapi coba yuk lihat ke organisme kecil yang lebih gampang berubah.

Virus HIV yang terkenal dengan laju mutasi yang tercepat yang pernah diketahui manusia (jutaan kali dibandingkan mutasi manusia). Dan pernah diketemukan simptom yang sama pada monyet (makanya dinamakan SIV). Dengan berpindah inang, ini merupakan mutasi yang cukup keren.

Dengue punya beberapa varian.

Antibiotik mulai kehilangan efektivitas untuk bakteri seperti bakteri TBC dan gonorrhea. Dokter sekarang terpaksa mengkombinasikan lebih dari satu jenis antibiotik untuk penyakit2 ini.

Malaria yang disebabkan organisme bersel satu juga mulai imun terhadap obat2-an.

Apakah Tuhan mendadak mengayunkan tongkat sihir dan mendadak semua ini terjadi? Lebih baik ke laut.

Ada mekanisme di belakang semua ini. Ada proses yang terjadi. Semua yang terjadi di atas, terjadi dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, kalau mau diobservasi ribuan bahkan jutaan tahun? Yakin semuanya statik dari sejak saat "penciptaan"?