Monday, December 12, 2011

Binatang punya cerita...

Hari ini gw ke Ubin (lagi), dan bertemu lumayan banyak binatang, walaupun binatangnya biasa2 saja.

Mereka memang tidak bisa ngomong, tetapi gw sering berpikir...apa yang mereka pikirkan? Ya yang jelas tidak sama dengan manusia maupun tidak mungkin disamakan, tapi penasaran juga.

Ada monyet nakal yang suka mencuri. Gw kaget karena baru menyadari, ternyata monyet mirip sekali dengan manusia. Mereka mengandalkan penglihatan daripada penciuman. Si teman yang satu ini pun tertarik datang karena melihat barang yang tertinggal, walaupun barangnya tidak dapat dimakan.

Eh ga ada orangnya nih...
Ada yang menarik ga nih?? (tapi lupa jas ujan kuning udah mulai melorot)
Eeh ada yang jatoh!

Bertemu dengan Pak Anjing di dermaga. Terkadang kalau melihat binatang yang berumur... ada karisma tersendiri, maupun tersirat kerutan "kebijaksanaan". Demikian yang gw lihat dari Pak Anjing ini.
Gw dulu melihara hamster saja sampai terkaget2. Hamster tua gw mendadak tampangnya tidak "cute" lagi, dan sepertinya perjalanan hidupnya sudah lebih jauh dari gw. Tapi pada waktu itu dia sudah punya anak, dan sudah besar2 lagi. Suatu hal yang belum pernah gw alami dalam hidup.


Dan bertemu dengan Bu Kucing di dermaga Changi. Bagi kita paling perjalanan cuma naek perahu 15 menit. Tapi bagi mereka mungkin tidak pernah bertemu seumur hidupnya.


Sebenarnya tidak terbayang hidup tanpa binatang. Karena bagi gw mereka adalah refleksi diri kita yang paling jujur. Manusia biasanya berbohong dengan make-up dan berbagai tindakan manipulatif lainnya. Tapi seiring perjalanan waktu, kita tumbuh menjadi tua, kerutan muncul dan bekas luka semakin banyak. Dan kita menganggap generasi yang lebih muda terlalu bersemangat, berlebihan, kekanak2-an, dll.

Hahaha.. nobody can stay young forever....

Thursday, December 08, 2011

Reuni

Kemarin sengaja pulang untuk menghadiri reuni SMU setelah 10 tahun kita2 lulus dari sana. Tidak terasa 10 tahun berlalu seperti lokomotif, tidak terasa eeh... ternyata sudah beranjak dewasa, dan harus mengingat kembali masa2 muda yang berjaya dulu.

Sebenarnya sih bukan tanpa pengorbanan secara datang reuni berarti gw skip StanChart Marathon yang notabene udah daftar. Jadi berarti sudah habislah semua event olahraga di tahun ini.


Awalnya sih gw pake ragu untuk memutuskan datang reuni, tapi ada teman kantor yang berkata kalau StanChart itu tiap tahun, sementara reuni itu 10 tahun baru sekali ini, itupun kalau lain kali masih diberi umur panjang. Jadi ya sudahlah, jelas yang mana yang dikorbankan. Mana lagi gw selalu bercita2 untuk mati muda.

Jadi pulanglah ke Jakarta dengan terburu2.

Begitu datang ke reuni sehabis menembus kemacetan Jakarta yang rasanya bertambah dahsyat saja, whew.. rasanya bersyukur sekali memilih opsi yang ini.

Banyak yang berkata kalau gw "hilang dari pergaulan". Padahal ya bo...masih eksis banget gitu loh, cuman memang jaman sekarang makin males menjangkau ke Jakarta secara lagi2 masalah lalu lintasnya.

Ada yang bilang tampang masih sama, ada yang bilang tampang beda, tapi banyak yang bilang kurusan banget dibanding dulu (ya iye lah... mau dikemanakan semua usaha diet ini, kalau dibilang tambah gendud.. dari yang dulu...waduh langsung gw nabung liposuction deh).

Dan tidak disangka dinyana ternyata gw cukup populer juga yah (yuhuu....) dengan banyaknya orang2 yang langsung bisa menyebut: "Kardy....", padahal gw saja lupa kiri kanan.
Ada yang sudah punya istri, ada yang sudah punya anak...

Dari guru2, hmm... ada kesan mereka curious dengan bagaimana kita2 sekarang. Ada yang memang sudah lupa2 inget dengan gw, tapi ada juga yang inget kalau gw mantan ketua kelas! Mak jang..gw aja udah lupa.

Foto2 reuni tentu saja masuk facebook dong...biar gaul gitu loh.

Pulang reuni kita main2 ke kelas, ya secara sembari turun lewat tangga gitu loh (btw reuninya di aula SMUK1, jadi di lt. 8).

Menemukan bahwa ada peningkatan di sekolah, sekarang sudah pakai loker di sepanjang lorong sekolah. Jadi mudah2-an tidak seperti pengungsi lagi setiap kali mau ujian, karena mesti mengosongkan laci meja. Katanya juga bo.. sekarang ngajarnya udah pake proyektor, jaman milenium gitu (psst: uang sekolahnya juga sekarang sudah milenium dong....).

Kelas terakhir gw (3 IPA 3) sekarang jadi di depan tangga, yang dulunya di pojokan banget. Wonder why....

Daaaaan... masalah seragam, ternyata makin ancur a.k.a culun. Apa2-an ini? Hahahahahaha......
Pakai dasi merah2 ala eSDe, rambut ga boleh pake gel. Aduh2 gimana mau gaul. Plus sepatu hitem lagi yang mirip sekolah2 di pelosok mana gitu.
Aduh mau ngomong apa lagi yah.. rasa2-nya seragam jaman dulu yang putih abu2 dengan sepatu putih jauh lebih keren dan gaul ketimbang yang gini-an (rompi, dasi eSDe, dan batik).
Btw kita angkatan terakhir dong yang pake sepatu putih, selepas itu udah sepatu hitam yang jelek dan nan tidak gaul itu.


Dan ada lagi pajangan beginian yang bikin ngakak:


Hyahahahahaha......

Sampai umur segini gw bisa mengatakan kalau masa2 di SMUK1 adalah masa2 paling menantang dalam hidup. Dimana gw perlu betul2 serius belajar.
Tapi pada akhirnya not bad... dari nilai Matematika-Fisika kebakaran semua di tahun pertama - menyentuh ranking 10 besar sekali dua kali - nilai penjurusan IPA/IPS sama kuat pas naik kelas 2 - hingga bisa lulus dari IPA di kelas 3.
Dan tentunya bukan karena diri sendiri, tapi karena teman2 yang memang benar2 tahu bagaimana study hard and play hard.

Wednesday, December 07, 2011

Ketika Naik Pesawat Rasa Bus...

Ya apa boleh buat namanya juga naik pesawat cap singa terbang, ekonomi gitu loh. Jadi yang namanya delay, ya pasrah sajalah.

Untungnya bawa kamera *uhuk2* baru....jadinya bisa foto2 berlagak turis
Bermula dari pengumuman delay 1 jam, yang disambut dengan tatapan tidak percaya para penumpang.

"Apa...Delay?!?!?"
Jadi berjalan2 lah kita di Changi Airport, bandara internasional yang benar2 rasa internasional. Layar petunjuk ada di mana2. Jauhlah jika dibandingkan dengan bandara di rumah sendiri (tapi internasional juga). Dan travelator-nya benar2 jalan, tidak kadang nyala dan kadang mati, itupun kalau nyala pakai bunyi "nguuunngg" yang lumayan nyaring.
Ah sudahlah jangan dibanding2-kan terus, jadi malu....


Ada juga Post on Wheels, tempat beli suvenir benda2 pos dan voucher isi ulang. Secara pribadi sih gw cuma memanfaatin ini buat beli voucher isi ulang, secara benda2 pos lebih cenderung beli di Kantor Pos di Terminal 2 di luar.
Dan sekedar catatan, kantor pos Changi Airport tidak punya cap pos hari pertama =(.


Changi pun sudah mempercantik diri dengan ornamen2 Natal. Memang dasar Singapur gila turis, begitu Deepavali selesai langsung ganti ornamen ke Natal.


Berkebalikan dengan kondisi di rumah. Belanja di airport orang lebih murah ketimbang belanja di luar airport. Secara dapat potongan pajak. Gw pun sempat menyambar 1 potong baju yang langsung dipakai besok2-nya buat foto masuk facebook dong ah! Dan tentu tempat yang selalu ramai adalah toko minuman haram.

Kalau di rumah sendiri, belanja di airport, aduh kena getok: "TOK!". Kepala pusing, dompet loncat. Satu botol Pocari Sweat saja dihargai Rp 20.000. Ck..ck..ck...

Jualan Minuman Haram



 
Dan ada pianis! Mengingatkan seperti di RS. Siloam Gleneagles. Walaupun nda ngerti apa yang dimainkan, tapi setidaknya memberi kesan berkelas gitu loh.


Dan akhirnya kembali ke ruang tunggu, boarding, dan kemudian terbang! Akhirnya kembali ke rumah! Hore!

Sesampainya di tanah air, tentu disambut dengan pelayanan yang mencerminkan pribadi bangsa: penuh kebersahajaan. Ya kalau di negara orang pakai belalai untuk keluar masuk pesawat, yang ini cukuplah pakai "tangga berjalan karena didorong" sahaja.


Plus dijemput pakai bus, gratis Mak! Nyaris di-shoo2 masuk bus karena masih poto2 di luar.


Jadi intinya apa? Ada duit ada barang? Hmm nda tau deh, karena hanya sekedar tes2 kamera saja. Semuanya point and shoot, automatic mode, tanpa pusing setel sana sini.
Bagi gw hasilnya lebih bright dari IXUS gw yang dulu, dan bahkan untuk beberapa foto menjadi terlalu terang, tapi gw suka hasil warnanya. White balance juga gw masih pusing.

Herrrr...beli barang baru harus belajar lagi....