Wednesday, December 07, 2011

Ketika Naik Pesawat Rasa Bus...

Ya apa boleh buat namanya juga naik pesawat cap singa terbang, ekonomi gitu loh. Jadi yang namanya delay, ya pasrah sajalah.

Untungnya bawa kamera *uhuk2* baru....jadinya bisa foto2 berlagak turis
Bermula dari pengumuman delay 1 jam, yang disambut dengan tatapan tidak percaya para penumpang.

"Apa...Delay?!?!?"
Jadi berjalan2 lah kita di Changi Airport, bandara internasional yang benar2 rasa internasional. Layar petunjuk ada di mana2. Jauhlah jika dibandingkan dengan bandara di rumah sendiri (tapi internasional juga). Dan travelator-nya benar2 jalan, tidak kadang nyala dan kadang mati, itupun kalau nyala pakai bunyi "nguuunngg" yang lumayan nyaring.
Ah sudahlah jangan dibanding2-kan terus, jadi malu....


Ada juga Post on Wheels, tempat beli suvenir benda2 pos dan voucher isi ulang. Secara pribadi sih gw cuma memanfaatin ini buat beli voucher isi ulang, secara benda2 pos lebih cenderung beli di Kantor Pos di Terminal 2 di luar.
Dan sekedar catatan, kantor pos Changi Airport tidak punya cap pos hari pertama =(.


Changi pun sudah mempercantik diri dengan ornamen2 Natal. Memang dasar Singapur gila turis, begitu Deepavali selesai langsung ganti ornamen ke Natal.


Berkebalikan dengan kondisi di rumah. Belanja di airport orang lebih murah ketimbang belanja di luar airport. Secara dapat potongan pajak. Gw pun sempat menyambar 1 potong baju yang langsung dipakai besok2-nya buat foto masuk facebook dong ah! Dan tentu tempat yang selalu ramai adalah toko minuman haram.

Kalau di rumah sendiri, belanja di airport, aduh kena getok: "TOK!". Kepala pusing, dompet loncat. Satu botol Pocari Sweat saja dihargai Rp 20.000. Ck..ck..ck...

Jualan Minuman Haram



 
Dan ada pianis! Mengingatkan seperti di RS. Siloam Gleneagles. Walaupun nda ngerti apa yang dimainkan, tapi setidaknya memberi kesan berkelas gitu loh.


Dan akhirnya kembali ke ruang tunggu, boarding, dan kemudian terbang! Akhirnya kembali ke rumah! Hore!

Sesampainya di tanah air, tentu disambut dengan pelayanan yang mencerminkan pribadi bangsa: penuh kebersahajaan. Ya kalau di negara orang pakai belalai untuk keluar masuk pesawat, yang ini cukuplah pakai "tangga berjalan karena didorong" sahaja.


Plus dijemput pakai bus, gratis Mak! Nyaris di-shoo2 masuk bus karena masih poto2 di luar.


Jadi intinya apa? Ada duit ada barang? Hmm nda tau deh, karena hanya sekedar tes2 kamera saja. Semuanya point and shoot, automatic mode, tanpa pusing setel sana sini.
Bagi gw hasilnya lebih bright dari IXUS gw yang dulu, dan bahkan untuk beberapa foto menjadi terlalu terang, tapi gw suka hasil warnanya. White balance juga gw masih pusing.

Herrrr...beli barang baru harus belajar lagi....