Wednesday, January 04, 2012

On God...On Religion...On Stupidity(?)

Video ini sempat populer di kalangan... entahlah... sebut saja kalangan religius:


Ceritanya adalah bagaimana Einstein menjelaskan bahwa sebagaimana dalam fisika bahwa "dingin" terjadi ketika "panas" absen, "gelap" terjadi ketika "cahaya" absen, begitu juga dengan "kejahatan" yang muncul karena "tuhan" absen. Kalau ngga ngerti lebih baik nonton sendiri saja, nerjemahin bahasa Inggris ke Indonesia memang agak susah.

Kalimat Einstein yang paling sering dikutip oleh teman2 religius adalah: Science without religion is lame, religion without science is blind.

Ketika pertama kali melihat klip di atas, sebagai orang yang mengerti nilai2 religi, gw langsung berpikir dalam hati: "Excuse me?!?!" Kalau gw orang religius, gw langsung berkata bahwa klip tersebut adalah sesat. Mungkin yang membuatnya harus dirajam atau dieksekusi mati (tentu ini berlebihan, namun yah orang2 religius umumnya norak).

Mengapa? Satu poin yang paling penting: karena ide dalam video tersebut menihilkan personifikasi Tuhan.

Hilang ide bahwa Tuhan memiliki kehendak, peduli terhadap dosa manusia, peduli terhadap baju yang dipakai ketika arisan, peduli terhadap kehendak maksiat, peduli terhadap pasangan hidup, peduli terhadap apakah mau pindah agama atau tidak, peduli untuk melaknat tetangga sebelah yang beragama lain, dll.

Dan umumnya penganut agama2 yang bikin rusuh menganut paham personifikasi Tuhan, karena itu rusuh melulu.

Einstein adalah orang yang religius (ah masa??), namun religiusitasnya berbeda dengan persepsi orang kebanyakan. Karena lagi di Youtube, mari simak video berikut:


**tertawa cekikikan karena tebakan pertama gw benar.

Ernst Hemingway pernah berkata: "All thinking men are atheists."

Gandhi pernah berkata: "I am a Muslim, I am a Hindhu, I am a Christian, I am a Jew - and so are all of you."Kenapa dia berkata seperti itu?

Bunda Teresa pernah menulis: "Seeking the face of God in everything, everyone, all the time, and his hand in every happening; This is what it means to be contemplative in the heart of the world. Seeing and adoring the presence of Jesus, especially in the lowly appearance of bread, and in the distressing disguise of the poor."

Tidak semua orang religius adalah bodoh. Ada beberapa yang memang pintar dan pemahaman mereka akan Tuhan mengubah dunia.
Tapi kebanyakan adalah bodoh, karena itu rusuh.