Tuesday, February 24, 2009

Pegangan Tangan Sesama Jenis

Well, ini kasusnya bukan di jenis binatang (contoh: monyet), tapi pada manusia.

Hari ini melihat sepasang cewe remaja lumayan gaul (berbingkai kacamata tebal hitam.. model-model gaul lha..) yang sedang makan di sebuah restoran, sambil berpegangan tangan. Langsung pikiran melayang ke arah yang bukan-bukan. Lesbi kah? Kalo dibilang bukan koq kenapa pegangan tangannya lama sekali (sampe bosen ngeliatinnya)? Kenapa tangan yang berpegangan sampai diangkat-angkat di atas piring?

Jadi teringat masa SMU, pas rame-rame bersama teman menunggu taksi di depan TA. Ada dua orang cowo yang berpegangan tangan duduk di bangku panjang yang juga menunggu taksi. Langsung kita bergosip (memang hobinya membicarakan kejelekan orang di depan orangnya, yang penting ngga kedengeran):
"homo tuh... homo..."
"huss.. jangan berpikiran yang nda-nda..."
"terus mereka ngapain lagi donk pegangan tangan?"
"sapa tau mereka lagi panco"
"hahahahha" <-- ketawa gede banget sampe-sampe dua orang itu noleh

Kalau cewe sih.. terkadang masih melihat ada yang berpegangan tangan, yang katanya "sahabat" atau "best-best-best friend" (inipun nda sampe diangkat-angkat di atas piring kaleee). Tapi kalo cowo? Wusssh... kesenggol aja bisa melotot, apalagi pegangan tangan.

Memang jaman berubah. Semakin besar koq rasanya semakin risih untuk berpegangan tangan sesama jenis. Rasanya dulu pas kecil hidup lebih sederhana. Pegangan tangan sesama jenis pun rasa-rasanya pernah. Pas disuruh membuat lingkaran besar dan lingkaran kecil sama pembina pramuka, atau ketika bermain kucing dan tikus. Apa mungkin jaman itu belum "pubic berbulu" (puber)? Tapi masa sih pertumbuhan bulu ada kaitannya dengan rasa risih (risih karena berbulu)?

Aneh memang, apakah dengan menjadi semakin dewasa, kita memerlukan ruang privasi yang semakin besar? <-- yang konsekuensi logisnya adalah kita menjadi semakin sendiri?