Tuesday, May 11, 2010

Kembali ke Emas Sebagai Alat Pembayaran

Di era milenium falcon begini masih aja ada orang model gini, aduh capeee deh!

Kalo emas sebagai alat investasi is OK ga masalah!

Alat pembayaran? Weit tunggu dulu, GA PRAKTIS juragan....

Coba kita hitung2 sedikit yuks!

Harga 1 gram emas (10 Mei 2010, 12:20 NY Time, sumber di sini): 351,755 (351 ribu sekian sekian rupiah).

Yang berarti 1000 rupiah itu 1/351.755 = 0.0028 gram. Bisalah beli kangkung seiket.
Tapi.....bisa ga yang jual kangkung nyediain timbangan seakurat 1/10000 gram? Harga timbangannya lebih mahal dari omset jualan kangkungnya sebulan (belum lagi perlu ditera BMG).

Tang ting tung... tapi kan bisa di-koin-kan, seperti uang logam begitu loh.

OK, asumsi kita koinkan 1000 rupiah dalam koin emas (secara ga boleh itu pake logam2 lain...takut inflasi katanya). Berarti 1 koin 0.0028 gram kan.

Karena saya Cin* dan turunan iblis, saya nakal. Saya kikir sedikit koinnya (kandidat terbaik adalah di bagian gerigi di dimensi tebal koin). Satu koin jadi 0.0025 gram.
Saya korupsi 0.0003 gram per koin.

Ketahuan? Bagaimana mungkin? Sempet transaksi menimbang2 sampai se-detil itu? Keburu layu kangkungnya dan sekali lagi sulit cari timbangan sedetil ini.
Dan lagi emas itu logam lunak. Sebagai alat transaksi massal, wajar donk ada baret2 (seperti uang kertas yang lecek2).

1000 koin saya kikir (modal 1 juta rupiah), saya dapat 0.3 gram EMAS, yang harganya 105 ribu sekian sekian. 10% untung sekejap mata! Dan mudah lagi menjual kembali secara ini langsung EMAS.
Beda dengan koin biasa, dikikir nilai logamnya tidak sebanding nilai intrinsik koinnya.

Saya suka sekali kalau ini terjadi... yuuk mari....mungkin saya akan investasi di pabrik kikir.