Sebenarnya malu untuk mengakui, tapi biarlah jadi catatan pribadi saja.
Akhir-akhir ini dihujani banyak kegagalan, entahlah jadi sulit memaafkan diri sendiri.
Yang pertama adalah Sundown Marathon 2 minggu yang lalu. Ceritanya gw lagi radang tenggorokan separoh sembuh. Terus nomor lari? 42 km full marathon. Ya waktu itu gw pikir, sudahlah lari2 sedikit saja, masih bisa lah 6 jam finish.
Cukup susah memang, lari seperti ibu2 hamil, sedikit2 oek2 mau muntah. 5km lewat, 10km lewat dengan sukses. Menjelang 17 km kaki mulai sakit.
Di km 23-24 ketika benar2 mulai tidak tahan, baru berhenti dan melihat kondisi kaki. Alamak!
Kaki rata gw benar2 ga bisa dipakai jalan jauh.
Gw pake kaos kaki lari yang tebalnya tiga lapisan, tiga2 lapisnya bolong!
Karena kaki gw rata, pronasi-nya ga bener, jadi sepanjang lari sebelumnya, berat badan bertumpu di titik itu2 saja, namely di bagian bawah dekat jempol kaki.
Karena di daerah situ pedih, makin ga bener saja posisi badan saat lari. Dan akhirnya efek buruk merambat ke otot paha dan pinggul.
Dan sebenarnya bagian itu sudah bergelembung. Tapi karena terus dipakai jalan/lari, cairannya lari ke samping jempol kaki, dan bergelembung di sana. Jadi bagian bawah sakit, bagian samping terasa aneh karena gelembungnya mendesak di dalam sepatu. Tambah ga bener saja posisi pas jalan. Dan akhirnya otot paha dan betis tegang ga karuan.
Nyaris pingin menyerah, udah kaki sakit, radang tenggorokan pula.
Tapi masa sih menyerah? Ya setidaknya bisalah jalan pulang.
Dan berjalanlah dengan penuh penderitaan.
Dari target 6 jam finish dengan lari2 santai melorot hingga 8 jam 45 menit. Nyaris sedikit lagi cut off point di 9 jam.
Dan kaki total betul2 sakit sehingga susah dipakai jalan.
Seninnya gw ngantor dengan terpincang2. Untuk kerja di kantor ga pake jalan2.
Dan gw hanya punya waktu dua minggu untuk recovery kaki.
Next adalah lanjutan dari Tri-Factor series untuk sepeda. Nomor yang diambil adalah.. 60 km sepeda.
Tapi total jarak untuk kaki gw adalah 100+ km. Karena perlu perjalanan dari rumah ke Changi Coast Road sekitar 20+ km dan pulang juga 20+ km.
Dan kaki baru fully recovered 3 hari belakangan ini.
Dan hasilnya...bwahahaha..ketawa deh...
5 dari buntut =)). Cuma dapet 9 poin dibandingkan sama renang yang dapet 150 poin.
Dan 40 km pertama ditempuh dalam waktu 1 jam 49 menit, bandingkan dengan OCBC Cycle yang cuma 1 jam 33 menit.
Dan OCBC Cycle gw sepedaan dengan rem belakang nyerempet ban.
20 km perjalanan pergi dari rumah benar2 makan stamina.
Dan lagi 95% peserta on road bike. Dan setelah selama ini sepedaan gw merasa limit si Kona paling hanya 25-28 km/jam. Olahraga ini ketergantungan peralatannya cukup tinggi (makanya gw suka renang..huhuhuhu).
Ban slick jelas lebih ringan dari ban knobby di jalan.
Ke depannya gw bakal lebih serius mempertimbangkan road bike. Bukannya apa, masalah distance yang harus di-cover. MTB rada susah untuk jarak segini. Punggung gw sampe sakit... pingin drop down bar euy.
Apakah dua event ini gagal.. ya bisa dibilang begitu. Tapi gw dapat pengalaman juga.
Tri-Factor series masih sisa dua lagi, lari 21 km, dan triathlon.
Dan gw bakal aim untuk next Standard Chartered Marathon.
Adidas King of the Road Indonesia leg seems interesting, tapi belum ada webnya sampe sekarang. Dari kalendernya sih bisa masuk.
Ga peduli mau kaki bentuknya kaya apa....tapi kalo gagal, ya coba dan coba lagi.. =D