Wednesday, June 15, 2011

Kalau Mau Pasti Ada Jalan

Gw selalu bertanya begini kepada orang yang percaya pada surga dan neraka:

Kalau ada surga, dan ada neraka, bagaimana mungkin orang yang masuk surga bisa hidup bahagia selamanya mengetahui ada orang yang menderita di neraka. Kalaupun mereka bisa, bukankah mereka tidak pantas masuk surga?

Bukankah harga surga adalah kasih? Dan memaafkan? Dan toleransi? Dan segala perbuatan baik? Kalau ada yang bisa berbahagia di atas penderitaan orang = ??

Kalau ada Tuhan, gw selalu berdoa supaya semua orang masuk surga. Sudahlah tidak usah repot dan gelut mana yang benar dan mana yang salah. Toh di hari akhir nanti kita punya waktu selamanya untuk saling memaafkan dan mengerti satu dengan lainnya.

Mungkin ini ajaran tentang konsekuensi, supaya orang mengerti segala sesuatu ada ganjarannya. Tapi gw juga percaya tidak ada perbuatan macam apapun yang pantas diganjar selamanya.

Berbicara dengan seorang yang beragama Buddha, dia tersenyum.

"Pernah dengar dengan yang namanya Ksitigarbha?"

Aaah ya... sudah lama banget ga denger nama itu.

Almarhum nenek gw Buddha, dan sebenarnya nyokap dulunya beragama Buddha. Jadi dari kecil karena sudah kehabisan cerita, terkadang diceritain tentang agama Buddha, termasuk baca2 fotokopian yang dibawa pulang dari wihara mana lah...

Ada banyak variasi cerita, tapi intinya cuma satu.

Ksitigarbha adalah either monk or Bodhisattva yang terkenal dengan sumpahnya untuk tidak menjadi Buddha, mengajarkan dharma kepada mahluk2 di neraka sampai tidak ada lagi penghuni neraka yang tersisa.

Personally I think it's wow....

Siapakah Bodhisattva itu? Dulunya ya manusia-manusia juga. Dan seperti yang dipercaya oleh orang2 Buddhist, semua orang punya benih Bodhisattva di dalam dirinya.
So can we do that?

It's a long shot...but the answer is yes...it is possible.

Jadi pada dasarnya gw menolak konsep neraka ala Tuhan Abraham.
Gw percaya kita akan menjadi semakin dewasa, bijak, dan adil apalagi calon2 penghuni surga. We will talk to God at the very end of the days: Betapapun jahatnya orang di dunia, betapapun buruknya perilaku mereka terhadap kita, betapa mengerikan penganiayaan, penipuan, pembunuhan, dll, we will forgive them.

How can you live forever in His grace, whereas you don't have grace to forgive and forget? It's just absurd.

Dan kalau pendeta bilang di hari akhir nanti semua sudah terlambat, gw ga percaya.