Monday, September 12, 2011

Imagine

Sejak jaman dahulu kala (sebelum gw lahir soalnya), seorang musisi legendaris menyanyikan lagu yang legendaris: Imagine.

Salah satu lagu bule pertama yang membuat gw semangat belajar bahasa Inggris.

Dan salah satu hal yang disebut untuk dicoret dalam lagu tsb adalah.. well lirik aslinya:
"....
And no religion too
....
"

Penjelasan? Well diambil dari sini:

John Lennon, singer. Famously sang "and no religion too" in his song, "Imagine". Lennon commented that the song was "an anti-religious, anti-nationalistic, anti-conventional, anti-capitalistic song, but because it's sugar-coated, it's accepted." However, John Lennon also later stated "I'm not anti-God, anti-Christ or anti-religion. I was not saying we are greater or better. I believe in God, but not as one thing, not as an old man in the sky. I'm sorry I said it, really."

Yang mana kemudian banyak diartikan orang2 bahwa yang dimaksud John Lennon adalah no ORGANIZED religion too. Bahwa dunia lebih baik tanpa organized religion.

Sayangnya dalam hal ini gw setuju. Gw tidak percaya bahwa ada satu orang yang lebih mengerti tentang Tuhan sehingga dia bisa memimpin orang lain, dan bahkan lebih jauh dari itu, mendikte pola pikir dan segala tingkah lakunya.

Mau orang tersebut berdoa 28 jam sehari, hafal semua ayat kitab suci, pergi ke tempat suci 366 hari setahun. Apakah ini berarti orang tersebut lebih mengerti Tuhan? Bagi gw satu kata jawaban: No.

Jadi apakah kita perlu pemuka2 agama? Apakah untuk mengalami Tuhan kita perlu ke gereja setiap minggu? Ini adalah pertanyaan yang harus dijawab.
Bahwa tindak tanduk kita didasarkan pada interpretasi Tuhan oleh pemuka2 agama, dan komunitas instead of pemahaman pribadi kita sendiri akan Tuhan.
Dan mereka dengan cerdiknya menakut2i orang, jika pemahaman-mu tidak seperti ini, maka murtad, dosa, dan lain sebagainya?
Dan kita menjadi tidak percaya diri akan pemahaman pribadi kita akan Tuhan?

Kalau ada seorang mengatakan Tuhan itu jahat. Maka rame2 orang mengatakan.. "Huss jangan bilang begitu... Tuhan itu baik".
Apakah orang rame2 itu mengalami hidup seperti yang dijalani orang yang mengatakan Tuhan itu jahat? Sedetikpun tidak.
Kenapa tidak boleh mengatakan Tuhan itu jahat? Apa salahnya? Kalau memang jahat mengapa harus dikatakan baik?

Sayangnya seribu sayang, pola pikir keagamaan sekarang membuat orang ngikut saja dan malas berpikir hal2 seperti ini.

Bisa ditebak baunya kemana... kekuasaan. Dengan begitu pemuka agama punya kekuasaan, gereja juga punya kekuasaan. People give them the power, and they want to maintain it. Money? Hahaha.. ujung2-nya ke sana juga.

Di bawah organized religion, agama kembali menjadi monopoli dan alat permainan kekuasaan. Bukan lagi saluran vertikal bagi seseorang untuk intim dengan Tuhan. In fact orang2 besar dalam agama, mereka keluar dari organized religion. Tidak percaya? Ada satu contoh nama besar: Jesus.

??? Silahkan lihat bagaimana Dia keluar dari mainstream Judaism pada masa itu.

The world is a better place without organized religion. And I am a dreamer too...