Monday, September 17, 2012

The City of Angels

Bangkok for one night! Terlalu singkat? Well, gw (awalnya) rada takut (soalnya pergi sendirian) dan toh hari Minggu ada latihan ojek perahu.

Tapi ooh kota ini benar2 membuat gw jatuh hati. Betul kata teman gw, siapapun yang pergi ke Bangkok pasti akan jatuh hati dan tidak cukup hanya satu malam.

Hari sedang hujan ketika malam gw tiba. Dan begitu keluar dari stasiun MRT masih harus berjalan menuju hotel. Secara gw tidak pernah bawa payung, ya sudah bablas saja. Gw sih tidak terlalu peduli basah2-an selama hujan masih hujan air (kalau hujan kodok, es, batu, duit, lain ceritanya).
Ketika menunggu lampu hijau di penyeberangan jalan, tiba2 seorang ibu2 mendekat ke arah gw. Otomatis gw terperanjat, karena sudah masuk ke area aman pribadi, apalagi kondisi mental sudah siap siaga copet, jambret. palak, dll seperti di Jakarta.
Alangkah kagetnya gw ketika dia menunjuk ke payung yang dia pegang. Oooh dia melihat gw kehujanan dan ingin berbagi payung.
Gw lihat lebih dekat lagi, ibu2 ini memakai caping ala penyapu jalan. Dia tersenyum dan gw pun membalas tersenyum. It is really the land of smiles.

Sepanjang jalan banyak orang berjualan obat penambah performa seks seperti permen, ada juga yang memasang tanda menjual obat tidur (valium dan xanax), dildo, masturbator, etc. Memang tidak usah malu di Bangkok.

Yang membuat gw bertanya2 adalah kenapa kota dengan prevalensi HIV yang tinggi (hingga 20% lebih di kalangan men having sex with men, 15%-30% di kalangan pekerja seks, dan 40%+ di kalangan drug users),  kota yang 5-6 tahun lalu mengakui bahwa pemakaian narkoba begitu menjamur, identik dengan sex tourism, menjual minuman keras di tempat terbuka, namun bisa demikian maju jika dibandingkan dengan Jakarta?

Jujur Bangkok terlihat setingkat lebih bersih jika dibandingkan dengan Jakarta. Entah kemana semua sampah2-nya. Penjual makanan dan barang memang terlihat di trotoar, namun trotoar masih nyaman untuk dilewati. Dan jembatan penyeberangan jalan pun bersih dari penjual dan sampah.

Airport baru Suvarnabhumi, wow...rasanya sudah setingkat dengan Changi dan Shanghai, Besar, dan mengkilat. Tidak seperti Soekarno-Hatta yang acakadut.

Transportasi pun sudah tersedia MRT dan Skytrain. Busnya pun lumayan. Tidak usah pakai kernet seperti Jakarta.

Jadi apakah gw akan kembali ke Bangkok? Wow...tentu saja! Mungkin next time gw akan melihat sex show, cewe bermain ping pong dengan vagina, dan pergi ke fetish club. At the end what happens in Bangkok, stays in Bangkok.