Friday, July 23, 2010

Porno(grafi) Pada Tempatnya

Sejujurnya Indonesia semakin lama semakin asyik, tapi entah kenapa ada aja orang2 yang sirik termasuk pemerintah yang norak.
Video mesum tersebar, lalu terjadi pemerkosaan, lalu yang disalahkan si pemain dan pembuat video mesum. Logika darimana? Yang salah ya si pemerkosa donk! Anehnya seakan-akan masyarakat asyik masyuk ikut menuding si pembuat video mesum, termasuk pengacara terkemuka. Aduhai lah bo...otak buang ke sungai aja!

Sebagai penggemar & pecandu & penikmat & pengamat & pengagum pornografi, pornoaksi dan teman-temannya koq rasanya ini adalah sesuatu yang luar biasa konyol.
Begini: ada anak yang nonton film Superman, lalu sang anak dengan luar biasa gobloknya mencoba terbang dari lantai belasan sebuah apartemen. Jatuh bebas ke bawah dengan kecepatan sqrt(2gh), momentum ketika menabrak lantai bisa dihitung dengan m x v, yang mana intinya: penyok. Salahkah film Superman? Bagaimana agar hal ini bisa tidak terjadi?

Kuncinya cuma satu: PENDIDIKAN. Kalau sang anak mengerti fisika dasar dan konsep gravitasi hal ini tidak akan terjadi!

Demikian juga halnya dengan ekses negatif dari pornografi! Pornografi adalah film Superman, dan pemerkosaan adalah perbuatan goblok sang anak yang ingin terbang. Boleh dan bisa terbang, tapi pakai pesawat! Demikian juga dengan analogi pornografi, boleh berhubungan seks tapi dengan pihak yang saling memberikan konsensus.

Sebenarnya menurut gw pribadi, hebohnya penyebaran video mesum baru2 ini adalah kesempatan berharga untuk membuka mata semua orang bahwa ini adalah hal yang tidak bisa dicegah! Dengan ukuran kamera yang semakin mini dan portabel dan kemudahan akses data dan informasi di mana2 membuat lingkup privasi memang semakin menciut. Alangkah malangnya Indonesia punya menk*minf* seperti sekarang ini, dari awal melihat profilnya saja sudah mengelus-elus dada.

Apanya yang mau difilter dan diberantas?!?! Ok lah pasang filter nama-nama website, tapi bagaimana bisa memfilter penyebaran melalui internet data storage (rapidshare dkk), P2P network (eMule, limewire, dkk), chat room, dan forum? Silahkan dicoba sampai laut kering.

Lebih baik uangnya untuk menyadarkan masyarakat. Please jangan norak terhadap pornografi, toh usaha ini ada uangnya juga. Warnet hidup, pedagang VCD Glodok hidup, pabrik DVD jalan (sering rusak playernya juga kan), prostitusi marak (alangkah baiknya kalau sektor ini dimasukkan ke dalam penerimaan pajak). Dan siapa tahu bisa mimpi jadi produsen di kemudian hari, seperti Jepang yang (katanya) nomor satu di dunia.

Pendidikan seks pun harus digeser. Pengalaman gw di Indonesia, yang namanya sekolahan itu selalu ketinggalan dengan muridnya. Pas SD pake acara malu2...belum mau diterangkan, baru SMP mulai diterangkan apa itu menstruasi, mimpi basah, dan boro2 diterangkan apa itu onani.
Ya bo ketinggalan lah... wong jaman sekarang anak SD aja udah tau apa itu kelamin dan SMP sudah petting dan coitus.
Dan yang paling penting adalah alasan kenapa boleh dan tidak boleh. Ini yang seringkali para orangtua bodoh dalam mengemukakan argumennya.
"Ooh ga boleh sama Tuhan..."
Bodohnya......

Masih ingat pengalaman gw waktu kecil:
"Mi, rasanya ga masuk akal deh kalo anak itu dari Tuhan, maksutnya dari mana Tuhan tau mami dan papi sudah menikah? Pasti ada sesuatu yang membuat Tuhan tau selain dari pernikahan."
"Huss..nanti kamu sudah gede juga tau sendiri."

Yang mana maaf seribu maaf, kelas 2 SD gw juga sudah tahu sebab asal muasal anak dari baca2 majalah AyahBunda waktu itu :). Oooh begitu toh...

Moral rusak? Rasanya moral paling rusak di Indonesia itu adalah kebiasaan korupsi, dan malas: yang maunya kerja sedikit dapat uang banyak. Dan ini tidak ada kaitannya dengan pornografi.

Jadi tolong, kalau yang salah adalah sistem pendidikan kita yang lemah. Jangan hal ini dilemparkan kepada pornografi hanya serta merta karena inilah jalan yang termudah. Demikian juga halnya dengan agama. Kalau pendidikan agama kita kuat, ada pornografi pun tidak bakal laku, walaupun ditaruh di depan mata.

Sadarkan masyarakat bahwa pornografi adalah fantasi seperti layaknya film Superman, dan bukan realita. Bolehlah kita melihat Rocco Siffredi meng-anal wanita di Rocco's True Anal Stories 1-16 (belum lagi judul lainnya: Puppet Master, Reverse Gang Bang, Animal Trainer, dll), dan para wanitanya melenguh2 dalam kenikmatan. Tapi di realita kenyatannya lain! Silahkan coba meng-anal wanita biasa, pasti mendapat bonus "brownies kukus" dan jeritan!
Tapi di film bersih koq! Wanitanya keenakan lagi! Ini sebabnya mereka disebut profesional!

Poin ini (fantasi dan realita) adalah daya tawar yang luar biasa menarik dari religi. Umumnya orang yang letih hidup dalam fantasi akan berpaling ke religi, karena inilah hal yang nyata. Bagaimana menerima kekurangan pasangan yang memang tidak bisa sempurna seperti di film (ukurannya kecil lah, giginya keluar lah, perutnya buncit lah, jerawatan lah, dll). Cara untuk menjalani hidup tidak akan bisa diajarkan dalam film yang berdurasi 2-3 jam.
Sayang seribu sayang religi kita juga bodoh dalam memanfaatkan kesempatan ini.