Ketika jaman muda dulu, pas sore2 jam kopi (well..sebenernya gw nge-teh, dan es krim, dan empek2, dan gorengan), ditanya sama temen gw:
"Duz, katanya si **** (sesama rekan kerja yang kebetulan tidak berada di tempat) itu Saksi Yehova ya?"
"Hmmm..hmmm, iya..."
"Saksi Yehova itu Kristen apaan Duz?"
Alamak begonya ga ketulungan. Sekolah di mana sih ini orang? Sendiri ngaku2 Kristen, suka muter MP3 lagu2 rohani (yang bikin kepala gw mendenging), ke gereja tiap minggu, tapi koq hal2 beginian masuk bagian daerah tertinggal yah?
Akhirnya gw menjelaskan tentang pokok2 perbedaan teologi Saksi Yehova dengan Kristen pada umumnya. Well and the main focus point: Jesus is not God in Jehova's Witness' point of view. Dan perbedaan ini yang mengakibatkan Saksi Yehova dikategorikan sebagai 'cult' dari main stream ke-Kristenan, atau dengan kata lain ajaran sesat.
"Waduh Duz,.. bahaya dong??"
Well bagi gw selama dia kerja baik2, en deliver result, gw ga problem koq, dan sejujurnya gw ga peduli. Dan kebetulan dia memang pekerja yang lebih baik dari si orang yang nanya ini.
Dan gw juga sering bercanda dengan si rekan Saksi Yehova ini. Alkisah dia seminggu dua kali harus pulang tepat waktu jam 5 sore untuk pendalaman Alkitab jam 6-nya.
Gw bilang: "Udahlah ****, ngapain Alkitab didalem2-in... kaya sumur aja... btw kalo lu udah nemu aer lu kasih tau gw dah."
Jawaban standar: "Ta*k lu Duz"...sambil ketawa ketiwi tentunya.
Sejujurnya gw lumayan best buddy dengan rekan Saksi Yehova, satu kost-an bahkan. En di beberapa saat gw lumayan sering main ke kamarnya dan seperti biasa ngobrak-ngabrik. Dan gw suka baca publikasi2 gereja dia, dan tentunya sebagai referensi ayat gw pakai Alkitab dia (note: Alkitab Saksi Yehova beda dengan Alkitab standar Lembaga Alkitab Indonesia).
Gw tau ada perbedaan doktrin mendasar. Dan dia tahu kalau gw tahu. Tidak pernah sekali pun dia ngajak2 gw ke gereja dia. Well takut ngundang setan masuk lah...
Sampai saat ini.. kalau ada orang yang ngajak gw beribadah ke agama/aliran tertentu.. good luck. Bakal banyak protes, kritik, dan pertanyaan terlontar.
Sampai saat ini, yang paling klop menjawab protes gw adalah Buddhism..nah lho.
Apart dari hal itu... seperti pertanyaan rekan gw yang "Kristen sungguhan", apakah gw tidak takut terhadap aliran yang bukan "Kristen sungguhan"?
Bagi gw it's simple. Kristen sungguhan pun ada Kristen ada Katolik. Yang namanya Kristen pun ada Anglikan, Adven Hari Ke-7, Reformed, Ortodoks, Karismatik, dll. Yang namanya Katolik pun ada yang namanya new list of seven sins, dll.
It's changing. Ya yang namanya pemikiran ya berubah2. Dulu aja Newton bilang kalau waktu itu konstan. Einstein datang bilang waktu itu relatif terhadap kecepatan.
Nah loh, sedangkan yang namanya agama dipatok mati, eits tidak boleh berubah dengan alasan2 yang entah sungguhan atau dibuat2.
Terus apakah gw merasa ajaran yang gw anut(?) super benar, harus dibela mati2-an, sampai2 harus membenci orang lain yang berbeda (termasuk ngata2-in kalau yang berbeda ga bakal masuk surga)?
Sejujurnya gw males ngurusin. Rasanya Tuhan itu besar koq, apakah kebesaran Tuhan akan berkurang/bertambah seiring dengan persentase well.. penganut ajaran yang benar? Rasanya tidak. Dan kalo dia mau ngurusin hal beginian ya Dia urus sendiri lah, ngapain gw harus nimbrung cari muka. Sekalian Dia turun ke bawah dan ngeliat kalau agama itu FLAWED well setidaknya pelaksanaannya saat ini!
Agama berubah? Rasanya agama harus berubah. Dan gw tidak berkata doktrin yang berubah, tapi pelaksanaan dan sisi pandang yang berubah. Dan kalau ini berarti Tuhan berubah ya biarlah begitu.
Perbedaan kaya dan miskin, kerusakan lingkungan, isu gay, lesbian, dan transeksual, dll. Pergesekan sosial sangat terasa saat ini apalagi kalau bukan teknologi yang "connecting people".
Daripada agama yang mengkotak2an, bukankah lebih indah agama yang mengharmonisasikan berbagai elemen?
Beberapa orang terhebat dari agama justru memulai hal hebat dari sesuatu di luar "agama" itu sendiri. With the help of God? I can't help to believe so.
Bunda Theresa melihat kemiskinan di Kalkuta dan memutuskan untuk meninggalkan biaranya.
Master Cheng Yen berangkat dari biara kecil, berbincang dengan biarawati Katolik yang bertanya "Apa yang telah Budhism lakukan untuk masyarakat?".
Dan sekarang dunia melihat dampak yang mereka lakukan. Terlepas dari surga dan neraka, orang di luar agama mereka pun bisa melihat hal yang mereka lakukan baik dan berperan serta.
We need to harmonize.
Orang yang melihat hal yang baik pada diri orang lain, dan menyukai orang lain karena hal tersebut. Dan ada orang lain yang hanya melihat sisi buruk dan akhirnya belajar membenci orang tersebut.
Mana yang punya lebih banyak teman? Rasanya ini hanya hukum sebab akibat yang sederhana.
Dan apakah agama saat ini mengajarkan kita untuk punya banyak teman?
Ketika Pak Pendeta mengatakan "Satu2-nya jalan ke surga hanya melalui Yesus Kristus."
Dan Oprah mengatakan "Seharusnya ada jalan lain menuju surga..."
Dengan tersenyum gw berpendapat.. Oprah benar, dan Pak Pendeta benar.
Ada jalan lain ke surga, banyak bahkan. Bisa lewat kiri, kanan, atas, bawah, dll...orang boleh sebut namanya beda2 X, Y, Z, dll tapi bagi gw semua jalan itu punya satu nama "Yesus". Mustahil? Kenapa tidak? Wong perawan bisa hamil, air jadi anggur, orang mati pun bisa hidup kembali dalam tiga hari, mau ngomong mustahil?
Ketika orang hidup baik, berguna untuk sesama, menemukan kedamaian di dalam diri, menebarkan kedamaian keluar, berbuat baik, tidakkah dia telah mengikuti jalan Kristus? Entah apapun namanya di luar sana?
Lha kenapa Oprah harus didemo habis2-an, di youtube ada ibu2 yang nyanyi for Oprah "Jesus is the only way", bahkan di kotbah hari Minggu harus dihujat2? Apakah si penghujat pasti masuk surga vs Oprah? Nobody know for sure right?
"Jadi Kardy, kamu bilang ada jalan lain ke surga selain Yesus?" sambil dipelototin cewe (fanatik) Kristen.
Ok gini, sebagai Kristen we do believe in Trinity right? There is Father, there is Son, and there is Holy Spirit. But They are different representations of one God.
"Iya, tapi itu ada di Alkitab"
TETOT..cewe goblok! Ya gw ga ngomong gitu lah (cukup dalam hati saja), bisa2 gw kehilangan teman dan dapet musuh. Dan ada kemungkinan dia manggil temen2-nya dan gw dirajam atau dibakar hidup2.
But seriously, the concept of Trinity is NOT in the Bible.
Ok pertanyaan lain, bagaimana Musa, Daniel, Daud, dkk bisa masuk surga, sementara di jaman mereka belum ada Yesus? Remember "Jesus is the ONLY way"?
Mereka ga masuk surga, atau mereka masuk surga karena mereka percaya "One God of the desert"?
Ada konsep teologi bahwa Jesus's salvation stretched far before he was born, it was from the first time mankind get disconnected from God.
Panjang ceritanya...
Tapi intinya if you believe in one God in three different forms, why you can't see God in the other forms?
"Not everyone who says to me, 'Lord, Lord,' will enter the kingdom of heaven, but only he who does the will of my Father who is in heaven." - Matthew 7:21 NIV
Gw ga percaya mata Tuhan sama seperti mata manusia, yang lebih melihat ke perbedaan daripada hal2 yang membuat kita sama.
How do I know? Because I know Jesus, and the Bible tells me so.
Dan bagaimana para pemuka agama berbicara, dan hasilnya orang2 fanatik bego begini. It brings pain to my heart.
Entah apa gw terlalu mendukung liberal, tapi dengan kebebasan liberalisme, gw merasa gw bisa lebih memahami sisi pandang orang yang berbeda. Tidak terkungkung dengan kacamata kuda dengan label agama.
Ada pemikiran yang menarik, ada pula yang absurd. Tapi bukankah percaya orang mati dan bangkit kembali adalah absurd?
Tapi itu namanya iman?