Kayanya gw masuk kategori ini deh. Mau dibilang apa keq, tapi..gw kabuur (weekend lalu ke Jakarta)
Baru2 ini gw iseng2 ikut salah satu olahraga favorit di Singapura: dragon boat. Awalnya pingin tau dan niatnya cuma look see look see. Toh tahun ini gw cut semua aerobik ga jelas, makanya ga ikut2 event lari, sepeda, dll lagi. Fokus of this year = strength! Dan taon depan baru target Aviva Ironman (triathlon) lalala...
So gw dateng lah pas ada dragon boat team yang lagi rekrutmen. Pas nyoba dayung, ternyata oh ternyata main drive datang dari rotasi badan (sebelumnya gw pikir dari lengan). Wah ini ok, toh yoga kan sering banget tuh puter2 badan. Pelatihnya aja bilang rotasi badan gw bagus buat beginner.
Tapii.... dipake dayung terus2-an wah am-siong juga. Apalagi cuma satu belah badan yang dipake (duduk di sebelah kiri atau kanan). Hari Senen, pantat dan punggung sakit sebelah, pantat sampe lecet. Terus di atas perahu mana jorok banget lagi (menurut standar gw), ada cipratan air sungai, keringet, bau matahari, walah campur aduk semua. Mana duduknya rada deket2 lagi.
Belum lagi ada land training, lari2 ga jelas, push up2 ga jelas, sit up2 ga jelas, chin up2 ga jelas (ini gw ga bisa sama sekali... weak arms), pokoknya semua ga jelas deh.
Sekedar informasi, Singapur adalah negara wajib militer. So semua cowo2-nya ngomongnya selalu militer dan standar olahraganya pun ...hiks.. militer. Lari harus secepat ini lah, sit up harus segini lah, chin up harus segitu lah.
Hari Senen gw sampe ketiduran di depan komputer sampai ngiler menggenang di depan komputer! Totally exhausted.
Dan kemudian datanglah hujan komitmen. Ada land training di hari Rabu, dan mau latihan tambahan di hari Sabtu buat mempersiapkan diri buat kompetisi mendatang.
Jadinya jadwal aktivitas harian gw:
Senin - kelas sepeda
Selasa - bodypump (cuma gw mau rotasi ke renang ah...gila aja badan sakit semua)
Rabu - land training (agenda baru, sebelumnya break)
Kamis - body pump
Jumat - break
Sabtu - body pump (kemungkinan diganti water training)
Minggu - water + land training
Ya mati-lah gw. Sumpah setelah gw ikutan ini acara, tiap hari badan bukan lagi ketabrak bajaj, tapi udah kaya ketiban pesawat. Rasanya jadwal di atas harus disesuaikan lagi.
Temen kantor gw bilang: "Lu ga cocok sama olahraga itu.., lu bukan orang yang suka berada di dalam tim".
Which is correct. Gw aja ini udah hwarakadah... gila aja komitmen berdatangan kaya banjir bandang.
Terus mana umur udah begini (taon depan udah kepala 3), maen-nya masih kaya ospek.
Tapi lagi...ya namanya gw banyak maunya. I think selama gw masih di-welcome sama tim ini, gw bakal mencoba untuk berkomitmen. Hitung2 nambah temen. Dan memang gw ga sebagus orang2 Singapur yang ikutan army dan sporty (ya gw lah geek dan nerdy), but it just means that I have something to improve in the future. Dan gw yang sekarang dibanding 10 taon dulu ketika muda... I think I have improved a lot also.
Dan gw sekarang diajak untuk ikutan Singapore Dragon boat Festival end of June. Seriously? Gw masih belum ngasih keputusan, tapiii......... latihan tambah satu hari lagi: hari Sabtu. Mateeek....(udah gw bilang komitmen kaya banjir bandang).
Tapi weekend ini gw ijin mau liburan sih (kabur lagi...).
Wednesday, April 25, 2012
Tuesday, April 10, 2012
Kesan Pertama Begitu...
Menyesatkan....
Ceritanya long weekend kemaren gw habiskan di Singapur. Well awalnya karena ada undangan ulang tahun anaknya rekan kantor, berhubung ultah si emak sama anak deketan, dirayain-nya bareng2...jadi yah harus datang.
Jadilah gw isi dengan acara2 nan tidak berarti.
Salah satunya adalah menghadiri acara kopi jomblo. Secara gw jomblo ya gw memenuhi kriteria dong.
Well yang hadir betul2 orang yang ga pernah gw kenal sebelumnya, pertama kali ketemu, dan sayangnya ga ada satupun yang masuk tipe gw. Aaww...
Karena acaranya setelah acara ultah, jadi gw harus "juggle" dandanan. Ga boleh terlalu seksi jomblo (karena ada ultah) dan ga boleh terlalu formal (karena habis ultah langsung ke kopi).
Setelah > 15 menit matching baju akhirnya gw memutuskan pake kaos Iron Man Uniql*, jeans belel sobek di kaki, dan sepatu casual Rockp*rt. Biar ada kesan kekanak2-an + formal. Dan lagi gw adalah fans berat Iron Man, jauh sebelum film layar lebar-nya keluar.
Begitu ke pesta ultah.."Wow you look so young!" Good....
Dan kemudian di kopi kita maen "Identity", menjawab pertanyaan2 bodoh.
Gw dapetnya "If I were a transport, what would I be...."
Dan jawaban dari para hadirin adalah:
"BMW"
"Train"
"Trem"
"Bus"
"Tourist Bus"
Koq begini yak?....Hmm introspeksi diri.
Kebanyakan jawabannya adalah transportasi besar2 apakah berarti gw harus diet...Hmm yang ini memang harus.
Yang kedua, kenapa semuanya transportasi "baik2"?
Kalo ditanya jujur maka jawaban gw adalah: motorcycle. Oooh how I love riding motorcycle without helmet! It's so good that it get banned!
Ini yang membuat gw agak kesal.. kenapa kesan pertama orang kepada gw selalu baik2.
Pertama kali masuk kantor sini juga. Semua orang di kantor mengira gw orang baik2, sampai mereka melihat FB gw dan baru ngomong kalo ga nyangka gw separno itu.
Well...at least gw jujur dan ga munafik. Gw memang parno dan "dirty minded".
Dan pada akhirnya gw menjawab: "Train"... to please the crowd. What a blatant lie...
Ceritanya long weekend kemaren gw habiskan di Singapur. Well awalnya karena ada undangan ulang tahun anaknya rekan kantor, berhubung ultah si emak sama anak deketan, dirayain-nya bareng2...jadi yah harus datang.
Jadilah gw isi dengan acara2 nan tidak berarti.
Salah satunya adalah menghadiri acara kopi jomblo. Secara gw jomblo ya gw memenuhi kriteria dong.
Well yang hadir betul2 orang yang ga pernah gw kenal sebelumnya, pertama kali ketemu, dan sayangnya ga ada satupun yang masuk tipe gw. Aaww...
Karena acaranya setelah acara ultah, jadi gw harus "juggle" dandanan. Ga boleh terlalu seksi jomblo (karena ada ultah) dan ga boleh terlalu formal (karena habis ultah langsung ke kopi).
Setelah > 15 menit matching baju akhirnya gw memutuskan pake kaos Iron Man Uniql*, jeans belel sobek di kaki, dan sepatu casual Rockp*rt. Biar ada kesan kekanak2-an + formal. Dan lagi gw adalah fans berat Iron Man, jauh sebelum film layar lebar-nya keluar.
Begitu ke pesta ultah.."Wow you look so young!" Good....
Dan kemudian di kopi kita maen "Identity", menjawab pertanyaan2 bodoh.
Gw dapetnya "If I were a transport, what would I be...."
Dan jawaban dari para hadirin adalah:
"BMW"
"Train"
"Trem"
"Bus"
"Tourist Bus"
Koq begini yak?....Hmm introspeksi diri.
Kebanyakan jawabannya adalah transportasi besar2 apakah berarti gw harus diet...Hmm yang ini memang harus.
Yang kedua, kenapa semuanya transportasi "baik2"?
Kalo ditanya jujur maka jawaban gw adalah: motorcycle. Oooh how I love riding motorcycle without helmet! It's so good that it get banned!
Ini yang membuat gw agak kesal.. kenapa kesan pertama orang kepada gw selalu baik2.
Pertama kali masuk kantor sini juga. Semua orang di kantor mengira gw orang baik2, sampai mereka melihat FB gw dan baru ngomong kalo ga nyangka gw separno itu.
Well...at least gw jujur dan ga munafik. Gw memang parno dan "dirty minded".
Dan pada akhirnya gw menjawab: "Train"... to please the crowd. What a blatant lie...
Monday, April 02, 2012
Pelajaran (lagi)
Salah satu cita2 dari dulu adalah menjadi CEO + keren. Apakah bisa jadi CEO dan tetap berpenampilan keren, tidak buncit, kerempeng ataupun botak.
CEO mantan perusahaan dulu kurus, perusahaan sekarang juga (sst..jangan bilang2). Gambarannya begitu sibuknya sehingga makan siang pun hanya bisa sandwich. Sibuk apa? Juga ga tau.. pokoknya sibuk deh.
Ketika melihat portal berita gosip Singapore: Stomp, mata gw tertuju pada rubrik Court Room. Biasanya ceritanya tentang si X tidur dengan si Y, dimana si Y umurnya masih remaja gitu looh. Tapi kali ini mata gw menuju ke kasus yang cukup menarik: mantan founder gay portal Fridae ditangkap karena ditemukan 0.01 g shabu di rumahnya (walaupun akhirnya dilepas dari Court juga, 0.01g segede apa sih).
Ya akhir2 ini semua orang pakai shabu, mulai dari supir Xenia, pilot pesawat maupun pegawai negeri yang katanya "stress" dengan pekerjaannya (kerja apa sih pegawai negeri kita).
Kemudian gw tertarik (sebagai pengamat dunia pergosipan IT): Fridae.asia (sekarang) memang tidak besar di Indonesia, tapi site ini cukup hebring di kalangan gay "mata sipit", mulai dari Singapur, Malaysia, China, Hongkong, hingga Taiwan.
Orang Indo... lebih memilih portal lain.
Seperti apa sih mantan founder-nya dan CEO-nya? Awalnya gw pikir tampang geek gitu. Tapi setelah menemukan nama dan men-google termasuk menemukan LinkedIn dan Facebook-nya. Holy Sh*t! So hot! Gw bakal jual jiwa ke iblis kalau bisa dapet bentuk badan seperti dia!
Udah hot seperti itu....mantan lulusan RI (ini nama sekolahan di Singapura, top cer banget..banget...) pula!
Gw terkagum2 sampai meler. Komplit kerennya.
Ok inti-nya...Gw berkata ke diri gw: Hit the gym, and hit the pool! Kita serius dari sekarang. It should be both brain and brawn! Sebenarnya triple: brain, beauty and brawn (huhuhu operasi plastik).
Tapi kemudian pertanyaan yang menggelitik. Apa yang membuat Fridae sukses?
Yang menganggu di pikiran gw adalah: Apakah mungkin masalah bisnis lebih penting daripada masalah teknik dalam mensukseskan suatu web (karena orang ini jelas2 bukan pakar IT)? Ok-lah mungkin bukan "lebih penting", tapi sebagai lulusan IT (jelek2 begini lulus juga), sepertinya kita2 lebih mementingkan aspek teknis daripada aspek bisnis. Kesannya adalah kalau kita bisa membuat web dengan teknologi a, b, c dan d, pasti sukses.
Ambilah contoh Facebook. Dia bisa bertumbuh besar karena dapet investasi $500,000 sebagai investasi pertamanya. Well mencari investasi adalah kerja bisnis, bukan IT.
Di Indo bukan tidak ada portal gay (untuk membandingkan dalam bidang yang sama). Dulu sempat ada dan cukup populer. Tapi akhirnya jatuh juga.
Why? Simple...no monetization. Dan sebenarnya market gay Indonesia...well kecil. Jumlah orang mungkin banyak, tapi kurang duit dan melek teknologi (jaman itu masih pada warnet-an dan IRC).
Fridae? Cukup cerdas. Diluncurkan dari Singapur yang cuma segede imprit. Berapa sih jumlah masyarakat gay-nya. Tapi kemudian dengan mudahnya masuk ke pasar China, Hongkong, dan Taiwan. Wah sudahlah habis cerita kalau mendapat pasar ini, kalangan menengah dikali jumlah yang segambreng. Itu duit semua. Pink dollar, walaupun tetep ijo.
Ditambah lagi Korea + Thailand karena sekarang bawa bendera "Asia". Dan karena marketnya diverse, satu mati masih ada tempat lain.
Di sini lagi2 gw berpikir. Ini adalah benefit dari Singapura. Lu mau orientasi ke Malaysia, Indonesia bisa, lu mau orientasi ke China bisa. Malay, India, Chinese, Filipino, it's a perfect melting pot. Kiri kanan depan (main) belakang semuanya gampang. Wow. Mereka dari muda sudah di-didik untuk berorientasi keluar. Wow wow dan wow.
Jadi kemudian gw bertanya lagi. Apakah market Indonesia hanya market Indonesia? Begitu terisolirnya kah kita?
Dan sepertinya iya. Rasa2-nya tidak ada satupun media online kita yang bisa masuk ke pasar asing. Semuanya jago kandang.
Media bukan online? Errr... entahlah.
Tapi gw di China nonton Channel News Asia....buatan mana hayo?
Padahal Ciputra punya proyek di Vietnam, Lippo Land bikin condo di Singapur.
Tapi web? Kenapa tidak ada yang bermimpi demikian?
Padahal tidak jarang orang Indo masuk ke dalam media2 asing. Contoh saja entrepreneur Indonesia di Kiva.
Dan setelah membrowsing2 Fridae gw melihat cerita yang cukup menarik. Ada orang Indo juga yang masuk di-feature-nya. Masih muda, dan HIV positif. Well ceritanya cukup heart warming, dari sisi optimisme-nya dia menjalani hidup (I wish I had that kind of optimism).
Cukup sayang, karena cerita-cerita seperti ini seharusnya bisa juga diceritakan di media yang dikonsumsi di tanah air. Well too bad.
Why oh why?
Kenapa jago kandang? Karena semua pakai bahasa Indo? Karena orang2 Indo pada ga bisa bahasa Inggris?
Tapi contoh Agoda.com...basis di Thailand. Bahasa nasional Thailand juga bukan bahasa Inggris. Tapi koq Thailand bisa gitu?
Umumnya perusahaan IT asing di Indonesia (contoh: StreetDirectory) adalah sebagai offshore development. SDM lebih murah. Tapi tetap bukan home-grown business.
Atau karena market Indonesia sudah self sufficient? Orang Indo sendiri sudah cukup, tidak perlu melibatkan orang dari negara lain? Hmm gw perlu riset lagi.
Mungkin kita kurang pintar berbisnis?
Benar juga kata nyokap: "Lu harus tinggal di Singapur untuk bisa melihat betapa tertinggalnya Indonesia."
Dan untuk sekarang: hit the gym..hit the gym....oh my...
CEO mantan perusahaan dulu kurus, perusahaan sekarang juga (sst..jangan bilang2). Gambarannya begitu sibuknya sehingga makan siang pun hanya bisa sandwich. Sibuk apa? Juga ga tau.. pokoknya sibuk deh.
Ketika melihat portal berita gosip Singapore: Stomp, mata gw tertuju pada rubrik Court Room. Biasanya ceritanya tentang si X tidur dengan si Y, dimana si Y umurnya masih remaja gitu looh. Tapi kali ini mata gw menuju ke kasus yang cukup menarik: mantan founder gay portal Fridae ditangkap karena ditemukan 0.01 g shabu di rumahnya (walaupun akhirnya dilepas dari Court juga, 0.01g segede apa sih).
Ya akhir2 ini semua orang pakai shabu, mulai dari supir Xenia, pilot pesawat maupun pegawai negeri yang katanya "stress" dengan pekerjaannya (kerja apa sih pegawai negeri kita).
Kemudian gw tertarik (sebagai pengamat dunia pergosipan IT): Fridae.asia (sekarang) memang tidak besar di Indonesia, tapi site ini cukup hebring di kalangan gay "mata sipit", mulai dari Singapur, Malaysia, China, Hongkong, hingga Taiwan.
Orang Indo... lebih memilih portal lain.
Seperti apa sih mantan founder-nya dan CEO-nya? Awalnya gw pikir tampang geek gitu. Tapi setelah menemukan nama dan men-google termasuk menemukan LinkedIn dan Facebook-nya. Holy Sh*t! So hot! Gw bakal jual jiwa ke iblis kalau bisa dapet bentuk badan seperti dia!
Udah hot seperti itu....mantan lulusan RI (ini nama sekolahan di Singapura, top cer banget..banget...) pula!
Gw terkagum2 sampai meler. Komplit kerennya.
Ok inti-nya...Gw berkata ke diri gw: Hit the gym, and hit the pool! Kita serius dari sekarang. It should be both brain and brawn! Sebenarnya triple: brain, beauty and brawn (huhuhu operasi plastik).
Tapi kemudian pertanyaan yang menggelitik. Apa yang membuat Fridae sukses?
Yang menganggu di pikiran gw adalah: Apakah mungkin masalah bisnis lebih penting daripada masalah teknik dalam mensukseskan suatu web (karena orang ini jelas2 bukan pakar IT)? Ok-lah mungkin bukan "lebih penting", tapi sebagai lulusan IT (jelek2 begini lulus juga), sepertinya kita2 lebih mementingkan aspek teknis daripada aspek bisnis. Kesannya adalah kalau kita bisa membuat web dengan teknologi a, b, c dan d, pasti sukses.
Ambilah contoh Facebook. Dia bisa bertumbuh besar karena dapet investasi $500,000 sebagai investasi pertamanya. Well mencari investasi adalah kerja bisnis, bukan IT.
Di Indo bukan tidak ada portal gay (untuk membandingkan dalam bidang yang sama). Dulu sempat ada dan cukup populer. Tapi akhirnya jatuh juga.
Why? Simple...no monetization. Dan sebenarnya market gay Indonesia...well kecil. Jumlah orang mungkin banyak, tapi kurang duit dan melek teknologi (jaman itu masih pada warnet-an dan IRC).
Fridae? Cukup cerdas. Diluncurkan dari Singapur yang cuma segede imprit. Berapa sih jumlah masyarakat gay-nya. Tapi kemudian dengan mudahnya masuk ke pasar China, Hongkong, dan Taiwan. Wah sudahlah habis cerita kalau mendapat pasar ini, kalangan menengah dikali jumlah yang segambreng. Itu duit semua. Pink dollar, walaupun tetep ijo.
Ditambah lagi Korea + Thailand karena sekarang bawa bendera "Asia". Dan karena marketnya diverse, satu mati masih ada tempat lain.
Di sini lagi2 gw berpikir. Ini adalah benefit dari Singapura. Lu mau orientasi ke Malaysia, Indonesia bisa, lu mau orientasi ke China bisa. Malay, India, Chinese, Filipino, it's a perfect melting pot. Kiri kanan depan (main) belakang semuanya gampang. Wow. Mereka dari muda sudah di-didik untuk berorientasi keluar. Wow wow dan wow.
Jadi kemudian gw bertanya lagi. Apakah market Indonesia hanya market Indonesia? Begitu terisolirnya kah kita?
Dan sepertinya iya. Rasa2-nya tidak ada satupun media online kita yang bisa masuk ke pasar asing. Semuanya jago kandang.
Media bukan online? Errr... entahlah.
Tapi gw di China nonton Channel News Asia....buatan mana hayo?
Padahal Ciputra punya proyek di Vietnam, Lippo Land bikin condo di Singapur.
Tapi web? Kenapa tidak ada yang bermimpi demikian?
Padahal tidak jarang orang Indo masuk ke dalam media2 asing. Contoh saja entrepreneur Indonesia di Kiva.
Dan setelah membrowsing2 Fridae gw melihat cerita yang cukup menarik. Ada orang Indo juga yang masuk di-feature-nya. Masih muda, dan HIV positif. Well ceritanya cukup heart warming, dari sisi optimisme-nya dia menjalani hidup (I wish I had that kind of optimism).
Cukup sayang, karena cerita-cerita seperti ini seharusnya bisa juga diceritakan di media yang dikonsumsi di tanah air. Well too bad.
Why oh why?
Kenapa jago kandang? Karena semua pakai bahasa Indo? Karena orang2 Indo pada ga bisa bahasa Inggris?
Tapi contoh Agoda.com...basis di Thailand. Bahasa nasional Thailand juga bukan bahasa Inggris. Tapi koq Thailand bisa gitu?
Umumnya perusahaan IT asing di Indonesia (contoh: StreetDirectory) adalah sebagai offshore development. SDM lebih murah. Tapi tetap bukan home-grown business.
Atau karena market Indonesia sudah self sufficient? Orang Indo sendiri sudah cukup, tidak perlu melibatkan orang dari negara lain? Hmm gw perlu riset lagi.
Mungkin kita kurang pintar berbisnis?
Benar juga kata nyokap: "Lu harus tinggal di Singapur untuk bisa melihat betapa tertinggalnya Indonesia."
Dan untuk sekarang: hit the gym..hit the gym....oh my...
Subscribe to:
Posts (Atom)